DARUBA, TN – Kunjungan wisatawan asing ke Masjid Agung Baiturrahman, Kabupaten Pulau Morotai pada Jumat (3/11) sore, bikin heboh. Pasalnya, beberapa wisatawan perempuan tampak mengenakan pakaian terbuka. Insiden ini mendapat respons banyak kalangan. Meski begitu, sebagian besar masyarakat tidak melarang jika ada wisatawan yang masuk ke dalam masjid tersebut, tetapi harus memakai pakaian yang dianggap pantas saat berada dalam masjid.
Ketua Umum IMM Pulau Morotai, Ikfan Pina juga angkat bicara. Ia menyayangkan manajemen pengelolaan Masjid Baiturrahman Pulau Morotai, lantaran tidak adanya ketersediaan sarana prasarana wisata untuk kebutuhan masjid yang wajib digunakan bagi para pengunjung. Ikfan juga sesalkan ketidakberlakuannya SOP dan tata tertib masjid yang harus dipatuhi oleh setiap orang.
“Seharusnya ada pengarahan untuk setiap wisatawan terutama wisatawan asing atau setidaknya ada brosur dan papan informasi yang diberitahukan untuk menjaga adab-adab berpakaian ketika berada di dalam masjid,” ujarnya kepada Nuansa Media Grup (NMG).
“Seharusnya ada kerudung atau kain penutup apa saja yang disiapkan untuk tourist asing sehingga itu dapat digunakan demi menjaga adab-adab ketika berada di dalam masjid. Bagaimanapun juga, masjid tetap tempat yang disucikan kaum muslimin,” sambungnya.
Ikfan tidak mempersoalkan kedatangan wisatawan asing di Masjid Agung Morotai itu. Bagi dia, kedatangan wisatawan asing ke Masjid merupakan salah satu sarana dan objek dakwah yang harus disambut dengan penuh keramahan sebagaimana yang diajarkan dalam agama. Hanya saja, lanjutnya, ada nilai-nilai yang harus dihargai dan tidak boleh dikorbankan. “Siapa saja yang datang ke masjid harus kita sambut dengan gembira, apalagi turis asing kan siapa tahu diberikan hidayah oleh Allah SWT,” tuturnya.
Ikfan mendesak agar pengelola Masjid Baiturrahman dapat mengevaluasi tata kelola dan tata tertib sehingga hal tersebut tidak terulang kembali. Dia juga meminta agar pengelola masjid mendatangkan prasarana seperti mukenah atau kerudung yang disiapkan khusus untuk tourist asing.
“Jadi harus banyak evaluasi supaya tidak terjadi kegaduhan di publik. BTM Baiturrahman harus mendatangkan mukenah, kerudung atau apa saja yang bisa digunakan untuk wisatawan asing sehingga adab-adab masjid tidak kita korbankan,” tutupnya. (tr1/kov)

Tinggalkan Balasan