Tivanusantara – Aktivitas PT Sambiki Tambang Santosa (STS) di Kabupaten Halmahera Timur, menghebohkan publik Maluku Utara pada beberapa hari terakhir ini. Kegiatan pertambangan nikel perusahaan tersebut dianggap mencemari lingkungan dan bahkan menyerobot lahan milik warga. Masyarakat di Desa Mayamli, Kecamatan Maba Tengah, Halmahera Timur, melakukan aksi protes beberapa hari terakhir.

Masyarakat melakukan aksi protes di lokasi yang diserobot STS. Adu mulut antara warga dan karyawan perusahaan tambang terus terjadi dan hampir terjadi adu jotos. Ironisnya, pemerintah belum ambil sikap atas masalah tersebut. Terkait dengan hal ini, anggota DPD RI Hasbi Yusuf berharap pemerintah provinsi tidak membiarkan masyarakat berjuang sendiri dalam rangka memperjuangkan haknya. Ia juga meminta ke STS supaya tidak semena-mena terhadap masyarakat Maluku Utara, khususnya di Halmahera Timur.

Selain Hasbi, Sultan Tidore Husain Sjah juga berharap perusahaan tambang, sebut saja STS, agar menghargai hak masyarakat, terutama pemilik lahan dan tanaman. Karena hanya dengan modal itu masyarakat bisa menjaga kelangsungan hidupnya. Selain itu, Sultan juga angkat bicara setelah mendapat informasi sejumlah oknum dari Tidore dan Ternate yang menemui masyarakat Desa Wayamli, Kecamatan Maba Tengah, Halmahera Timur.

Oknum warga itu datang mengenakan pakaian adat dan mengaku meneruskan perintah Sultan Tidore untuk menghentikan masyarakat adat melakukan aksi blokade aktivitas perusahaan tambang PT STS. Aksi yang dipimpin Kimalaha Wayamli, Ahmad Hi Djalim itu, diketahui dilakukan karena diduga aktivitas tambang sudah masuk di wilayah adat Kimalaha tanpa izin.

Husain mengaku tidak memerintahkan siapa pun untuk melarang masyarakat menghentikan aktivitas perusahaan tambang di Desa Wayamli. “Saya sudah sampaikan kepada masyarakat adat di Wayamli, termasuk sudah menghubungi Kimalaha Wayamli, bahwa saya tidak perintahkan siapa pun,” katanya.

Husain meminta kepada masyarakat adat untuk bertindak sesuai dengan maklumat dan titah kesultanan. “Kepada masyarakat yang ada di Buli, Maba, dan Wayamli, tetap tenang. Tetap perjuangkan apa yang menjadi hak masyarakat. Jangan mudah terprovokasi dengan segala bentuk intimidasi oleh pihak yang tak bertanggung jawab,” harapnya mengakhiri. (xel)