Copot 4 Kades, OKP Nilai Bupati Halmahera Selatan Pendendam

Tivanusantara – Masih ingat pernyataan Bupati Kabupaten Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, bahwa ia juga punya kelompok dan tim sukses ?. Kelihatannya itu bukan candaan. Lihat saja, perlahan-lahan Bupati Bassam sudah menunjukkan bahwa yang ia lontarkan itu benar-benar serius.

Bukan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), ASN dengan jabatan tertentu atau kontraktor, tapi yang menjadi sasaran pertama adalah kepala-kepala desa. Sedikitnya empat kepala desa telah ia copot, yakni Kepala Desa Tabamasa, Kepala Desa Tawa, Kepala Desa Prapakanda dan Kepala Desa Kaireu. Informasinya empat kepala desa tersebut tidak mendukung pasangan Bassam-Helmi saat pilkada kemarin, sehingga dicopot.

Bukan tidak mungkin jika masih ada lagi kepala desa yang menjadi sasaran Bupati Bassam dan Wakilnya Helmi Umar Muksin untuk dicopot. Kita lihat saja beberapa hari ke depan. Setelah kepala desa, kemungkinan ASN yang diketahui tidak mendukung Bassam-Helmi juga akan dicopot dari jabatan. Pencopotan empat kepala desa tersebut menjadi wacana hangat di Halmahera Selatan. Pencopotan tersebut dinilai sebagai bagian dari dampak dari politik. Banyak pihak menganggap Bassam-Helmi adalah pemimpin pendendam, sehingga akan mencopot pihak-pihak yang tidak mendukung mereka saat pilkada.

Baca Juga:

Lembaga Adat Ingatkan Senator Graal: Jangan Sampaikan Informasi Sepihak

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Halmahera Selatan menyesalkan tingkah Bupati Bassam Kasuba yang mencopot empat kepala desa itu lantaran berbeda pilihan politik. “Yang dilakukan Bupati ini tidak sesuai dengan aturan. Pencopotan ini bukan karena pelanggaran, tapi karena ada motif lain. Kalau ada pelanggaran, kenapa kepala desa lain yang bermasalah tidak dicopot ?,” ujar Ketua DPC GAMKI Halmahera Selatan, Van Costan pada Nuansa Media Grup (NMG), Kamis (13/3).

Menurut dia, tingkah Bupati Bassam semacam itu adalah gambaran kalau pemerintahan kali ini tidak baik-baik saja. “Ini adalah awal yang buruk. Kebobrokan sudah mulai tampak. Masyarakat Halmahera Selatan tidak bisa berharap banyak dengan Bassam-Helmi,” tegasnya mengakhiri. (fan)