Tivanusantara – Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Maluku Utara, Rio Christian Pawane, mendapat kritikan tajam dari DPRD Morotai.
Pasalnya, Rio yang juga Wakil Bupati Pulau Morotai itu dianggap mengabaikan tugas-tugasnya sebagai pelayan masyarakat. Apalagi, janji politiknya saat kampanye lalu bersama Bupati Rusli Sibua yang saat ini belum terealisasi.
Wakil Ketua DPRD Morotai, Erwin Sotanto, mempertanyakan langkah Rio Pawane yang dinilai lebih fokus pada ambisi pribadi daripada memenuhi janji-janjinya sebagai wakil bupati. Padahal, dengan kedudukan sebagai wakil bupati, Rio harusnya fokus pada pembangunan Morotai sebagaimana dalam janji-janji kampanye lalu.
“Kapasitas wakil bupati itu lebih tinggi dari Ketua HIPMI Malut. Sebagai unsur pemerintah dan orang nomor dua di Pemkab Morotai, Rio Pawane seharusnya lebih mudah mewujudkan program-program pembangunan,” ujar Erwin, Rabu (1/10).
Menurutnya, di HIPMI itu butuh kolaborasi dengan pemerintah untuk menjalankan programnya. Sementara Rio Pawane sudah berada dalam pemerintahan, tentu lebih mudah merealisasikan program, terutama soal percepatan pembangunan pariwisata, hilirisasi kelapa dan UMKM sebagaimana dalam kampanye gagasan Caketum HIPMI di Halmahera Barat.
“Jadi buktikan dulu di Morotai. Apalagi selama menjabat, belum ada kebijakan yang signifikan. Ini belum terealisasi, malah sudah buat kampanye hilirisasi kelapa, pengembangan UMKM, dan peningkatan sumber daya manusia di sektor pariwisata,” tuturnya.
“Harusnya Pak Wakil (Rio Pawane) membuktikan dulu janjinya di Morotai. Hilirisasi kelapa yang menjadi produk utama Morotai saja belum terwujud, destinasi pariwisata yang masuk KSPN juga belum memberikan dampak apa-apa,” sambungnya.
Erwin menyebut apa yang disampaikan Rio Pawane dalam kampanye Caketum HIPMI di Halbar itu tak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Di mana PAD Morotai dari sektor pariwisata saja hanya Rp 18 juta per tahun, padahal anggaran yang dialokasikan hampir mencapai miliaran. Bahkan festival pariwisata Morotai yang anggarannya hampir 1 miliar, tapi efeknya tidak ada.
Politisi PSI ini juga khawatir akan adanya konflik kepentingan jika Rio Pawane terpilih sebagai ketua HIPMI Malut.
“Nanti dia (Rio) mau berdiri di mana. Apakah sebagai pemerintah daerah atau pro pengusaha muda? Tidak mungkin berdiri di tengah-tengah. Mau merealisasikan kepentingan masyarakat Morotai atau mewakili kepentingan pengusaha? Ini dua hal yang berbeda,” katanya.
Erwin menyarankan agar Rio Pawane fokus pada pemerintahan dan mewujudkan program-program yang dijanjikan saat kampanye. Sebab, kerja-kerjanya belum nyata sampai sekarang. Janji-janji politiknya bersama Bupati Rusli Sibua belum juga terealisasi.
“Urus satu juga belum tuntas, bagaimana mau urus yang lain. Fokus dulu sebagai wakil bupati, ” pungkasnya. (ask)
Tinggalkan Balasan