Tivanusantara – Promosi budaya digital merupakan upaya untuk kembali mengenalkan, melestarikan, dan mengembangkan budaya melalui platform-platform digital seperti media sosial dan aplikasi, dengan membuat konten yang menarik dan interaktif.

Cara ini umumnya memanfaatkan fitur digital untuk menjangkau audiens luas, khususnya anak muda, serta menciptakan ekosistem digital yang mendukung literasi dan ekonomi kreatif berbasis budaya, seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan X.

Untuk mendorong hal tersebut, tim PPK Ormawa Seba Menari melaksanakan pelatihan pengelolaan media sosial untuk warga Desa Toseho, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), di kantor desa setempat, Sabtu (27/9).

Pelatihan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim PPK Seba Menari, di mana mereka telah melaksanakan program selama empat bulan, dimulai dari membentuk Seba Menari, membentuk tim pengurus di desa, melatih tarian kepada siswa, menciptakan garapan musik baru, menciptakan musik pengirin tarian baru, menyusun buku, serta membuat kostum tarian khusus hingga nantinya semua produk tersebut akan dipromosikan menjadi kekayaan budaya bagi warga Desa Toseho.

Pelatihan pengelolaan media sosial sebagai sarana promosi budaya diisi oleh tim Humas dan IT Seba Menari, yaitu Taufik Hidayat. Dalam materinya, Taufik menyampaikan jenis-jenis platform, karakteristiknya, karakteristik penggunaannya, kemudian menyampaikan jenis-jenis konten yang bisa di-publish untuk promosi budaya. Peserta yang hadir sebanyak 15 orang terdiri dari perangkat desa, tokoh pemuda, tim pengelola sanggar Seba Marasai, dan tokoh adat.

Kegiatan yang berlangsung selama 2 jam tersebut sekaligus diikuti dengan meng-upload dan melihat jenis platform seperti konten TikTok dan Instagram.

Ketua UKM Seba Unkhair, Marlina menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bukti komitmen tim PPK Seba Menari dalam mendorong edukasi budaya, pengenalan budaya, serta promosi budaya kepada masyarakat dengan memanfaatkan platform yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat.

“Semoga peserta yang mengikuti dapat mempraktekkan dan mampu mendorong promosi budaya Desa Toseho melalui penggunaan media sosial yang lebih profesional,” ujar Marlina. (tan)