Tivanusantara – Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI menggelar Job Fair Hybrid 2025, Rabu (24/9) di gedung Jati Hotel Ternate. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman.
Sebanyak 15 perusahaan akan hadir dengan menawarkan ribuan lowongan kerja dari berbagai sektor, mulai perbankan, ritel, teknologi, hingga pertambangan. Lowongan ini terbuka gratis bagi pencari kerja.
Dalam sambutannya, Wali Kota Ternate, Tauhid Soleman, menyampaikan pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang kemudian diturunkan ke dalam 49 Peraturan Pemerintah dan 4 Peraturan Presiden.
“Hal ini juga difokuskan pada upaya memperluas lapangan kerja baru, untuk selanjutnya diharapkan akan menjadi upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi,” ujar Tauhid.
Tauhid mengatakan, pembangunan ketenagakerjaan tidak hanya bertujuan membuka lapangan kerja, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, serta mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dunia kerja saat ini ditandai oleh persaingan global, perkembangan teknologi digital, dan tuntutan keterampilan baru.
Oleh karena itu, Job Fair ini hadir sebagai wadah strategis yang mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan, sekaligus membuka peluang bagi peningkatan kompetensi dan jejaring kerja.
“Pelaksanaan Job Fair Hybrid diselenggarakan selama dua hari yakni tanggal 24-25 September 2025 bertempat di Jati Hotel pukul 09.00 WIT sampai selesai, dengan jumlah lowongan kerja 1.547 orang untuk umum dan 10 orang untuk penyandang disabilitas,” jelasnya.
Tauhid menjelaskan, tujuan utama Job Fair Hybrid adalah menekan angka pengangguran terbuka yang saat ini masih menjadi tantangan serius. Berdasarkan data tahun 2023, Kota Ternate mencatat tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Maluku Utara, yakni sebesar 6,62%, meningkat dari 5,77% pada tahun sebelumnya.
“Job Fair ini dihadirkan sebagai langkah konkret untuk mengurangi angka tersebut dengan mempertemukan pencari kerja dan perusahaan secara langsung. Selain itu, kegiatan ini bertujuan memberikan akses kerja yang lebih luas kepada lulusan SMA/SMK, diploma maupun sarjana,” terangnya.
Tentu melalui partisipasi perusahaan dari berbagai sektor seperti perbankan, ritel, teknologi, pertambangan, dan industri lainnya, yang diharapkan terbuka peluang kerja yang lebih beragam. Di sisi lain, perusahaan yang ikut serta juga mendapat manfaat dengan memperoleh tenaga kerja kompeten melalui proses rekrutmen dan seleksi yang lebih efisien dan tepat sasaran.
Selain itu, lanjut Tauhid, Job Fair Hybrid juga mendorong terwujudnya pasar kerja yang inklusif. Dengan mengusung tema “Berdaya Saing Menuju Pasar Kerja yang Inklusif”, kegiatan ini menekankan pentingnya membuka kesempatan kerja bagi semua kalangan, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas. Tantangan ketenagakerjaan saat ini, khususnya bagi Kota Ternate yang tengah berupaya menekan angka pengangguran.
“Upaya ini dapat diwujudkan melalui pelatihan vokasional, sertifikasi, literasi digital, maupun penguatan soft skill. Sementara itu, aspek pasar kerja yang inklusif menekankan pentingnya membuka akses kerja bagi seluruh kelompok masyarakat, seperti penyandang disabilitas, kelompok rentan secara ekonomi maupun sosial, lulusan dari berbagai jenjang pendidikan, serta pekerja usia produktif yang belum terserap,” papar Tauhid.
Lebih lanjut, Tauhid berkata keterkaitan dengan Job Fair Hybrid 2025 tercermin dalam peran Pemkot Ternate yang menyediakan ribuan lowongan kerja. Semua kesempatan tersebut dapat diakses oleh siapa saja, tanpa terkecuali, termasuk penyandang disabilitas dan lulusan dengan latar belakang pendidikan yang beragam.
“Permasalahan penting dalam dunia ketenagakerjaan, selain kondisi tenaga kerja dan struktur ketenagakerjaan, adalah persoalan pengangguran yang hingga kini masih kita hadapi. Dari sisi ekonomi, pengangguran muncul akibat ketidakmampuan pasar kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia,” ujarnya.
Menurutnya, jumlah lowongan kerja cukup banyak, pada tahun 2023 daya serap terhadap tenaga kerja belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja baik soft skill maupun hard skill dengan kebutuhan yang diharapkan perusahaan.
Selain itu, masih terdapat kesenjangan informasi antara perusahaan pengguna tenaga kerja dan para pencari kerja. Kondisi ini kerap membuat perusahaan kesulitan menemukan tenaga kerja yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi dan jabatan yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi sejumlah permasalahan tersebut, bagi pengguna tenaga kerja diharapkan mendapatkan tenaga kerja yang berkompeten sesuai kualifikasi dan jabatan yang diinginkan. Pengguna tenaga kerja wajib mensejahterakan pekerjanya yang berkualitas tentunya dalam rangka fasilitasi hubungan industrial yang lebih baik.
“Kepada seluruh pencari kerja agar dapat memanfaatkan momentum pameran bursa kerja ini sebagai ajang untuk mengembangkan diri dan meraih kesempatan untuk berkarir,” pungkas Tauhid. (udi/tan)
Tinggalkan Balasan