Tivanusantara – DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku Utara melayangkan kritik keras terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Ternate, menyusul dua insiden serius yang terjadi dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Kritik ini disampaikan oleh Ketua DPD IMM Malut Bidang Kesehatan, Sri Sumitro, setelah belasan siswa SMK Negeri 5 Kota Ternate dilaporkan mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program MBG pada 22 Juli lalu. Tak berselang lama, pada 29 Juli, seekor ulat hidup ditemukan di dalam porsi makanan MBG yang disalurkan di MTs Negeri 1 Ternate.

“Dua kejadian ini bukan sekadar kelalaian teknis. Ini adalah bentuk kegagalan sistemik dalam pengawasan kualitas makanan yang diberikan kepada anak-anak sekolah. Jangan jadikan program bergizi justru menjadi ancaman bagi keselamatan generasi muda,” tegas Sri, Kamis (31/7).

IMM menuntut agar distribusi MBG dari penyedia yang lalai dihentikan sementara hingga ada audit kualitas menyeluruh oleh instansi terkait, termasuk keterlibatan lembaga independen. Selain itu, Sri menyebutkan bahwa pemerintah terlalu berfokus pada capaian kuantitatif tanpa memastikan standar higienitas dan kelayakan pangan.

“Makanan yang mengandung ulat dan menyebabkan keracunan bukan hanya mencoreng nama baik program nasional, tetapi juga menciptakan trauma di kalangan siswa dan orang tua,” ujar Sri.

Karena itu, pihaknya mendesak investigasi independen dan terbuka, serta mengusulkan keterlibatan organisasi mahasiswa, akademisi, dan orang tua siswa sebagai bagian dari mekanisme pengawasan sosial. Sri juga menegaskan bahwa program MBG adalah ide besar yang penting untuk masa depan generasi bangsa, namun tidak boleh dijalankan secara sembarangan.

Sehingga itu, pihaknya mengingatkan pemerintah daerah dan instansi pelaksana untuk tidak menutupi fakta dan bertanggung jawab penuh atas risiko yang dihadapi siswa.

“Kami akan terus mengawal program ini. Jika tidak ada perbaikan nyata, maka kami tidak segan menggelar aksi protes sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap anak-anak bangsa,” tutup Sri. (tan)