Tivanusantara – PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) merupakan salah satu perusahaan tambang di Maluku Utara yang paling banyak terjadi kecelakaan kerja.

Hal ini diutarakan anggota Komite III DPD RI, Hasby Yusuf, saat rapat kerja dengan Kementerian Tenaga Kerja, Rabu (28/5).

Menurut Hasby, dari jumlah kecelakaan tenaga kerja kurang lebih 300 kasus di industri tambang di Maluku Utara, paling terbanyak adalah PT IWIP. Tentunya, kata dia, nyawa pekerja dan anak bangsa begitu murah di hadapan pemilik modal.

“Padahal konstitusi kita sangat jelas menegaskan bahwa perlindungan segenap tumpah darah Indonesia. Lalu apa yang harus kita lakukan,” tuturnya.

Untuk itu, Hasby meminta Menteri Tenaga Kerja dan jajaran agar turun ke Maluku Utara. Jangan hanya mendengar laporan yang baik-baik dari perusahaan tambang.

Dia juga memyebut Indonesia punya sumber daya alam yang melimpah, akan tetapi kita jadi jongos.

“Martabat bangsa Indonesia hancur, bila semua elit berfikir investasi kolonial,” tandasnya.

Hasby juga meminta pemisahan Balai Vokasi Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Sebab selama ini, Balai Vokasi ada di Manado, dan ini jelas tidak boleh.

“Harus pisah, karena tenaga kerja yang terserap di Maluku Utara cukup banyak. Dengan demikian, anak-anak Maluku Utara dapat kesempatan yang setara untuk keterampilan kerja,” bebernya.

Disamping itu, jumlah pengawas tenaga kerja Maluku Utara harus di tambah. Sebab, ada ribuan usaha dan tenaga kerja, tetapi pengawas yang diberikan ke Maluku Utara hanya 6 orang.

“Padahal, sebelumnya janji Kementerian Tenaga Kerja bahwa Maluku Utara akan ditambahkan jumlah pengawas tenaga kerja. Ini sungguh ironis,” pungkasnya. (ask)