DARUBA, TN – Kabupaten Pulau Morotai yang selama ini dianggap memiliki sejumlah objek wisata, kelihatannya hanya isapan jempol belaka. Bagaimana tidak, daerah yang miliki pulau Dodola dengan keindahan pasir putih dan air jerninya, justru tidak berdampak positif untuk pendapatan asli daerah (PAD). Lihat saja, terhitung dari Januari hingga Agustus 2023 ini, sektor pariwisata hanya menyumbangkan Rp 16 juta ke kas daerah. Padahal, target Pemkab Morotai sebesar Rp 532 juta.
Pihak Pemkab beralibi, minimnya pendapatan daerah dari sektor pariwisata itu akibat karena kurangnya kunjungan wisatawan, baik lokal maupun asing. “Penyebab rendahnya PAD di sektor pariwisata lantaran minimnya kunjungan wisatawan di Pulau Dodola. Karena destinasi wisata Pulau Dodola merupakan salah satu objek wisata yang paling besar menyumbangankan PAD di Pulau Morotai,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Morotai, Kalbhy Rasyid, Selasa (24/10).
Terkait itu, Ketua BP Hippmamoro Maluku Utara, Iffandi Pina, meminta Pemkab Morotai mendesain strategi baru. Sebab langkah-langkah lama dalam menggenjot PAD dinilai sudah tak relevan. Selain itu, Pemkab harus mengevaluasi pengembangan pariwisata di Morotai. Apalagi rendahnya PAD ini bukan baru pertama kali, tetapi sudah berulangkali.
“Selama ini kan PAD di sektor pariwisata seringkali yang paling kecil. Padahal alokasi anggaran untuk pengembangan pariwisata Morotai cukup besar,” kata Iffandi. Ia mencontohkan, pencapaian PAD tahun 2021-2022 lalu. Di mana, PAD Dinas Pariwisata Morotai per 9 Agustus 2022 baru di angka 2,41 persen atau Rp36.676.000 dari total target Rp1.523.210.000. Untuk data pemasukan PAD Dispar selama Januari hingga Juli 2022 per bulan, penyetoran Dispar rata-rata hanya Rp4 hingga Rp5 juta per bulan.
“Pemasukan terbesar hanya di bulan Mei, yakni Rp16,3 juta. Sementara untuk April dan Juli tidak ada pemasukan sama sekali. Kalau sesuai target, jumlah yang masih harus dikejar Dispar yaitu Rp1.486.534.000. Itu di tahun-tahun kemarin, sekarang terjadi lagi,” terangnya.
Karena itu, Iffandi menilai masalah ini menjadi PR yang harus diselesaikan oleh Pemkab Morotai. Selain itu, minimnya kunjungan wisatawan cukup berpengaruh terhadap daya beli di Morotai. “Sekarang semua orang jadi susah terutama pelaku UMKM, karena sulit mendapatkan pelanggan. Pemda harusnya punya strategi baru untuk memasarkan dan mengembangkan pariwisata Morotai, sayangnya mereka tidak punya strategi jitu,” tandas Iffandi. (tr1/kov)
Tinggalkan Balasan