JAKARTA, TN – Mahasiswa Maluku Utara (Malut) di Jakarta tak henti-hentinya menggelar aksi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mendesak agar lembaga antirasuah itu menelusuri dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) di Kota Ternate. Terhitung sudah empat kali massa yang tergabung dalam Mahasiswa Pemerhati Hukum (MAPERHUM) melakukan demonstrasi di kantor KPK.

Tak sebatas berorasi, massa yang dipimpin Alfian Sangaji bahkan menyerahkan sejumlah data atas dugaan KKN di Kota Ternate ke penyidik KPK. Aksi keempat dilakukan pada Jumat (27/1) yang diikuti puluhan mahasiswa. Selain dugaan suap pada rencana pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), mahasiswa juga menyodorkan data-data lain ke KPK, termasuk dugaan nepotisme dan monopoli proyek di Kota Ternate di bawah kepemimpinan Wali Kota Ternate.

Mahasiswa juga menyampaikan ke KPK bahwa Sekretaris Kota (Sekkot) Ternate yang menjabat sekarang adalah adik ipar dari Wali Kota Ternate. Selain itu, diduga kuat terjadi monopoli proyek yang kabarnya dikuasai oleh orang-orang dekat Wali Kota. Mahasiswa meminta KPK untuk menelusuri dugaan KKN di Ternate. Jika tidak, maka akan merugikan masyarakat luas, karena pemerintahan dikelola oleh orang-orang yang ternyata satu keluarga. “Kami tidak akan berhenti untuk melakukan aksi di KPK, sebelum tuntutan kami ini direspons positif. Yang kami sampaikan ini adalah untuk orang banyak, demi pembangunan yang menyentuh langsung masyarakat, bukan seperti sekarang yang hanya dinikmati segelintir orang saja,” teriak salah satu orator.

di akhir aksi pada Jumat itu, mahasiswa menyampaikan ke KPK bahwa mereka akan kembali melakukan aksi pada Senin (29/1), dengan tuntutan yang sama, yakni KKN di Ternate, yang di dalamnya sudah termasuk dugaan suap, dugaan keterlibatan Wali Kota pada penyertaan modal ke PT. Alga Kastela dan dugaan masalah lainnya. massa aksi berjanji akan menyerahkan data-data ke KPK untuk ditindaklanjuti. (red)