Oleh: Mulyadi K. Tawari
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Khairun
______________
MUSIK adalah salah satu media budaya, baik musik tradisional maupun musik modern, keduanya memiliki peran penting dalam mempererat unsur-unsur agama, sosial, budaya, serta sejarah. Terkhususnya Maluku Utara, wilayah yang kaya akan tradisi, etnis, dan sejarah, menjadi cermin dari hubungan masyarakat dengan alam, agama, sejarah kolonial, migrasi, hingga kehidupan anak muda masa kini. Maluku Utara dan sebagian pesisir kota lainnya harus turut berkonstribusi serta bertanggung jawab penuh dalam hal ini. Untuk itu dapat mempermudah, membaca identitas sosial, dinamika generasi, serta perubahan nilai-nilai masyarakatnya.
Secara geografis, Maluku Utara memiliki wilayah strategis penghubung jalur perdagangan internasional, punya potensi sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati, letak strategis ini memicu beberapa Great Power merangkap masuk dan membagun multilateral. Hal ini memicu beberapa dampak akibat dari membangun multilateral di Indonesia.
Penulis mencoba memahami pengaruh positif serta negatifnya. Kedatangan Great Power dan membangun Bilateral di beberapa provinsi di Indonesia, terkhususnya Maluku Utara dan beberapa kota pesisir akan mencapai suatu inovasi, pertukaran budaya, pengembangan pariwisata ekonomi kreatif, dan lain sebagainya. Akan tetapi, masyarakat Maluku Utara harus lihai dalam imitasi di setiap kondisi. Sisi negatifnya luntur dan hilang budaya lokal, globalisasi berlebihan, konflik nilai dan identitas, ketergantungan di budaya Asing serta menurunnya tingkat kepekaan kemanusiaan.
Musik memiliki bagian penting dalam aspek kehidupan, bagaimanapun musik adalah bagian dari kepribadian manusia terlepas dari musik adalah bentuk seni yang menggunakan bunyi dan ritme untuk menghasilkan pengalaman estetis, emosional dan komunikasi, yang diorganisasi sehingga menciptakan keindahan.
Plato dalam Anjani (2022). Musik merupakan yang paling tinggi dan dekat dengan moralitas melalui akal pikiran dan dianggap paling berhubungan langsung dengan manusia. Plato terus menekankan pentingnya pendidikan musik untuk kaum muda, sebab inti dari teori pendidikan dan teori musik Plato adalah keindahan musik dapat membimbing manusia keindahan akal pikiran maka tidak mengherankan bila menurutnya melodi yang indah sebaiknya dimainkan untuk anak-anak.
Dalam unsur kehidupan manusia (masyarakat) mimesis adalah teori yang paling kongkrit digunakan, Plato membagi dunia menjadi dunia ideal dan dunia indrawi sehingga seni merupakan tiruan dunia indrawi yang ditiru dalam dunia ideal.
Penulis mencoba memahami Maluku Utara dengan sederhana melihat bagaimana setiap generasi membentuk, mewarisi dan mengubah identitas budaya daerahnya dalam membagi setiap spesifikasi generasinya.
Penulis membuka dengan Generasi Tradisi (Generasi Tua / Era Pra-Modern) Gen ini merujuk di masyarakat sebelum era modern, hidup harmonis, dekat dengan adat, agama, serta ritual lokal. Gen ini masih menggunakan musik tradisional sebagai pengikat jiwa. Memaknai alam adalah bagian dari tubuh, laut serta hutan adalah sumber penghidupan mereka. Kekentalan keluarga masih melekat pada jiwa mereka, gotong royong, sopan santun dan hormat adat menjadi jati diri mereka.
Generasi Transisi (Generasi 1980–1990an) Gen ini secara perlahan mengalami pergeseran tradisi ke modernitas, mereka cenderung terpengaruh pada budaya luar, lebih menikmati musik pop, sekolah modern, dan lain sebagainya. Berbeda dengan Gen sebelumnya, mereka masih memegang teguh adat namun secara perlahan mengalami pergeseran, uniknya mereka kebal akan benturan, semangat pendidikan, jiwa merantau tinggi, dan ironisnya tradisi mulai dikombinasi dengan nilai modernisasi.
Generasi Modern (Generasi 2000–2010an / Milenial) Gen ini tumbuh secara pesat dalam masa digita awal, Gen Milenial di kenal akrab dengan berbagai teknologi, media sosial serta lihai mengkonsumsi media internet. Gen Milenial masih memegang teguh budaya serta sejarah daerahnya, mengalami perubahan gaya hidup, pendidikan yang tinggi, pola pikir lebih terbuka, serta mempunyai relasi sosial yang luas, namun tidak sedalam Gen sebelumnya. musik masih menjadi bagian dari kepribadian Gen Milenial, cenderung menikmati musik campuran, Reggae, Hip Hop, dan musik remix lainnya.
Generasi Digital (Gen Z dan Gen Alpha / 2010–sekarang) Generasi yang lahir langsung sesudah dunia internet dan globalisasi melambung tinggi, Gen Z dan Gen Alpha di kenal mempunyai identitas yang bisa menjadi cair dari pengaruh budaya global, memiliki kreatifitas tinggi, Gen ini hampir sepenuhnya memahami bahasa daerahnya namun tingkat pengunaannya menurun.
Memahami Maluku Utara tidak mudah hanya dengan membaca potensi alam, ambisius infrastrukturnya, dan destinasi wisatanya. Kita perlu melihat bagaimana setiap generasi mewarisi tradisinya, membentuk budaya kembali yang redup, dan merawat kewarasan setiap generasinya. Setiap generasi memiliki cara yang unik bahkan berbeda namun semuanya mempunyai keterhubungan.
Aristoteles dalam Anjani (2022) Musik berkonstribusi menggambarkan pikiran dan dan berpengaruh pada perkembangan kebijaksanaan moral. .Terlepas dari spesifikasi generasi. Malut adalah Ruang budaya yang terus berevolusi, dan menjunjung tinggi budaya musik di setiap tradisi daerahnya. (*)

Tinggalkan Balasan