Tivanusantara – Aksi unjuk rasa yang digelar di depan Kantor DPRD Kota Ternate, Senin (1/9), siang tadi berakhir ricuh. Beberapa anggota mengalami luka-luka, sementara sejumlah massa aksi diamankan polisi.
Pantauan wartawan di lapangan, ada sejumlah mahasiswa berlari minta perlindngan di rumah-rumah warga sekitar kantor DPRD, dan ditolong warga. Dua mahasiswa mengalami luka di kepala akibat dipukul, dan satunya di pelipis.
Kapolres Ternate, AKBP Anita Ratna Yulianto, mengatakan aksi unjuk rasa yang dimulai sejak pagi itu awalnya berjalan aman. Pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan massa aksi untuk dibicarakan masalah dan solusinya.
“Kalau bertemu DPRD, kami jembatani. Tapi tujuan mereka ingin menduduki kantor DPRD Ternate,” ujarnya.
Bahkan massa aksi juga sempat melakukan hearing dengan Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dan Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman. Namun setelah membubarkan diri, ada sebagian massa aksi yang berada di Tugu Makugawene kembali berusaha menduduki kantor DPRD.
“Kami sudah berikan solusi, namun juga tidak mau. Awal pemicu tiba-tiba ada pelemparan batu dan batu bata ke arah anggota, kami mecoba bertahan dan melakukan pendorongan, namun semakin memanas hingga ricuh dan tidak ada jaminan kondusif,” tuturnya.
Pihak kepolisian berusaha memukul mundur massa aksi. Namun dari ricuh ini, tiga anggota polisi mengalami luka-luka karena terkena lemparan batu, termasuk Kasat Samapta Polres Ternate.
“Anggota lalu menembak gas air mata kearah massa aksi, sebab bila dibiarkan maka tidak bisa dikendalikan. Saat ini kami sudah mengamankan 14 pengunjuk rasa ke Mapolres,” jelas Anita. (udi/ask)
Tinggalkan Balasan