Oleh: Ema Malina

_________________

PENCAPLOKAN atas tanah Palestina dan kekejaman genosida terhadap warga Gaza Palestina masih terus berlangsung hingga saat ini. Tercatat bahwa jumlah korban tewas akibat genosida Gaza melampaui 60.400 orang. Bahkan terakhir kali masyarakat Gaza Palestina berbondong-bondong ke tempat untuk mengambil bantuan, namun dengan membabi buta Zionis Israel menembaki satu persatu dari mereka. Mirisnya warga Gaza Palestina tidak bisa untuk melawan dan hanya sekadar berlindung di puing-puing bangunan.

Rasa sakit yang mereka rasakan dan berjatuhan nyawa, tidak bisa meredakan niat mereka untuk mengambil bantuan atas sekadar menahan haus dan kelaparan mereka, ini telah berlangsung sangat lama. Beberapa kali video berseliweran anak-anak Gaza Palestina mempertanyakan kepada ayahnya untuk mengambil makanan dari tempat bantuan tepung, untuk hanya sekadar memenuhi keinginan makan, namun ayah tersebut tidak mengiyakan ajakannya, karena harapan tersebut diperoleh dengan pertaruhan nyawa.

Dilansir oleh Kementerian Kesehatan, sedikitnya enam orang meninggal dunia akibat kekurangan gizi dalam 24 jam terakhir. Dalam pernyataan yang lain, kementerian mengungkapkan jumlah korban jiwa akibat kelaparan kini mencapai 175 orang termasuk 93 anak-anak, (Gaza media 4/8/25).

Di tengah krisis kemanusian dan genosida yang terus berlangsung di Gaza Palestina. Setan-nyahu alias Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, di salah satu wawancara dengan saluran TV Israel pada 12 Agustus 2025 lalu, menyatakan dukungan penuh atas rencana the Greater Israel Vision atau Visi Israel Raya.

Rencana the Greater Israel Vision atau Visi Israel Raya bisa dikatakan sebagai pembentukan tanah Israel secara lengkap di beberapa wilayah Timur Tengah. Di antara wilayah itu terdiri dari Palestina secara keseluruhan, Yordania secara keseluruhan, Suriah Selatan, Libanon Selatan, Irak sampai batas sungai Efrat, Mesir dari Sinai Utara sampai batas sungai Nil, dan yang terakhir yang membuat kita tercengang adalah bagian Teluk Aqaba Arab Saudi sampai Kota Madinah.

Pernyataan visi “Israel Raya” mendapati respons yang cukup menghebohkan walaupun pernyataan tersebut bukanlah hal baru dalam wacana politik Israel, namun beberapa pengamat menyebutkan pernyataan Netanyahu tersebut mempertegas pemerintahan Israel terhadap wacana pencaplokan secara luas terhadap wilayah-wilayah timur tengah, yang dimulai dari tanah Palestina.

Solusi Palestina Kembali Kepada Politik Islam

Sungguh pernyataan the Greater Israel Vision atau perwujudan Visi Israel Raya bisa dikatakan sebagai pembentukan tanah Israel secara lengkap di beberapa wilayah Timur Tengah oleh Netanyahu, telah mempertegas masa depan wacana politik pemerintahan Israel. Dan seharusnya disadari oleh setiap manusia secara umum, kaum muslimin dan pemimpin muslim secara keseluruhan yang masih konsisten membela keadilan dan kemanusian bagi siapa saja yang tertindas termasuk di antaranya Palestina.

Kejahatan secara terang-terangan Israel terhadap Palestina ini jelas membuka tabir bahwa Israel pada akhirnya tidak mau berdamai, apalagi menginginkan kemerdekaan Palestina. Tidak, namun Harapan mereka satu yakni merampas tanah atas nama agama yakni bagi kaum Yahudi Israel. Sungguh ini tidak bisa dibiarkan. Oleh karenanya, kita harus bergerak lakukan sesuai dengan kemampuan kita. Di antaranya jangan diam atas penderitaan dan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Gunakan kekuatan media berupa medsos Facebook, Instagram, dan lain-lain untuk menyuarakan Palestina. Hal tersebut karena ini bukti betapa kita peduli terhadap Palestina, ini juga merupakan seruan oleh Rasulullah SAW kepada kita agar termasuk bersamai dengan Rasulullah SAW “Barang siapa yang tidak memperhatikan dengan urusan kaum muslimin semuanya maka dia bukan termasuk golongan mereka” [HR.Al-Hakim NO.7889].

Kesadaran terhadap urusan umat Muslimin inilah merupakan awal bagi kesadaran Politik Islam. Oleh karenanya, setiap kaum muslimin harus memiliki bekal ini, yang akan mendorong kaum muslimin agar melakukan sebuah perubahan secara politik Islam dan berjuang mewujudkan kehidupan Islam. Karena Islam dengan Konsep Islam Rahmatan lil alamin yang berarti “Islam membawa rahmat bagi seluruh Alam” (QS. Al-Anbiya ayat 107), bukan hanya muslim tapi bagi seluruh umat manusia yang dengannya mampu menghantarkan kemaslahatan di seluruh dunia.

Secara istilah, politik Islam adalah pengurusan kemaslahatan umat manusia sesuai dengan syara’. Adapun Aturan yang bersumber dari hukum Allah SWT, bukan yang sebagaimana pada Ideologi Kapitalisme dan Komunisme. Sistem Islam yang dipimpin oleh Khalifah dalam pemerintahan Islam seperti Abu-Bakar, Umar, Utsman, Ali dan khalifah lainnya sebagai perwujudan bukti penerapan Islam ditegakkan pada masa keemasannya dulu, yang terkenal dengan penjagaan, melindungi harta, kehormatan dan jiwa umat manusia. Dalam sejarahnya terbukti kisah pada masa kekhalifahan Al-Mu’tasim Billah yang mengirim pasukan untuk membebaskan Kota Ammuriah yang dikuasai Romawi atas balasan terhadap pelecehan yang dilakukan oleh sekelompok orang Romawi kepada salah seorang budak wanita Muslimah.

Dari sinilah terlihat pemimpin dalam politik Islam betapa sangat menjaga kehormatan, nyawa, harta kaum muslim dan umat manusia. Kepemimpinan yang mengurus kepentingan umat, baik kepentingan dalam negeri atau pun luar negeri yang baik pada masanya. Tidak seperti sekarang di kalangan sebagian umat Islam dan pemimpinnya bahkan membuka lebar kerja sama dengan Zionis Israel yang secara jelas membantai atau menggenosida ribuan warga Gaza Palestina. Wallahu a’lam bissawab. (*)