Tivanusantara – Gamar Hasan, pedagang barito di Pasar Central Bussiness District (CBD), Kabupaten Pulau Morotai, tampak senyum lebar saat didatangi Jurnalis Nuansa Media Grup (NMG) pada Jumat (14/6) lalu. Sesekali ia tertawa lepas bersama pedagang barito lain yang sebaya dengannya. Cerianya para pedagang membuat suasana di CBD tak lagi gersang, tidak seperti satu tahun sebelumnya.
Di mejanya terlihat kaleng berukuran sedang, terisi uang hampir setengah, ada pecahan 2000, 5000, 1000 dan 2000. Gamar dan beberapa pedagang lain pernah didatangi Jurnalis NMG pada tahun 2022 dan 2023. Dulu, jarang para pedagang terlihat senyum. Yang ada hanya luapan emosi lantaran sepi-nya pengunjung. Bawang, Cabai, Tomat dan dagangan jenis lain tampak segar, tak seperti yang lalu-lalu. Itu karena stok mereka terbilang laris hanya beberapa hari saja.
Daya beli juga sudah membaik dan meningkat pada setiap harinya. Suasana di CBD juga sudah terlihat cerah. Pasar kian ramai jika Pemkab Morotai menggelar event yang lokasinya tak jauh dari CBD. Ini diakui oleh Gamar dan beberapa rekannya. Di lokasi yang tak jauh dari CBD, sempat digelar Morotai Festival 2025 dan Perkemahan Lomba Bupati Cup 1. Acara seperti ini terbilang membuat para pedagang gembira, karena pasar dan daya beli membaik.
“Sebelumnya pendapatan kami dalam satu hari itu hanya dapat Rp500 ribu, sedangkan saat ini pendapatan kami meningkat sampai Rp 1 hingga Rp 2 juta, bahkan bisa lebih kalau barang kita masih ada atau belum habis dan itu tergantung di barang kita juga,” kata Gamar. Menurutnya, adanya kegiatan perkemahan di area CBD juga cukup berpengaruh pada daya beli di pasar tersebut. “Anak-anak yang kemah ini juga belanja di pasar, sehingga Alhamdulillah kami pulang bisa bawa uang. Tapi sebelum ada kegiatan-kegiatan di sini juga, pasar sudah mulai bagus,” ujarnya.
Namun begitu, berbeda dengan pedagang ikan di pasar CBD. Mereka mengaku, daya beli di pasar ikan masih fluktuatif. Peningkatan jumlah pembeli masih belum signifikan layaknya pedagang barito. “Kadang dapat tapi tidak lebih, kadang hanya cukup untuk bayar biaya air. Untuk pendapatan itu pasti ada, kalau ada rezeki ya pasti ada yang belanja, jadi torang tinggal sabar saja,” kata Yati Karim, salah satu pedagang ikan.
Lanjutnya, salah satu kendala kurangnya pembeli di pasar CBD ini karena banyaknya pedagang ikan yang berjualan di emperan jalan. Ia berharap, Pemkab Morotai dapat bertindak, sehingga penjualan ikan dapat dipusatkan di pasar ikan. “Karena banyak yang jual di pinggir jalan, jadi orang juga cuma beli di situ, untuk sampai beli di sini kan dorang berpikir jauh juga. Kalau boleh pemda Satpol PP bisa bertindak supaya semuanya jualan di pasar sini,” pungkasnya. (xel)
Tinggalkan Balasan