Tivanusantara – Pengadaan 30 buah iPad di Sekretariat DPRD Kota Ternate diduga dikelola oleh oknum wakil rakyat. Pengadaan 30 buah iPad ini diperuntukkan untuk 30 anggota DPRD dengan anggaran Rp 300 juta.
Informasinya, pengadaan alat penunjang komunikasi anggota DPRD ini sebagai upaya “tutup mulut” terhadap sejumlah kebijakan di Pemkot Ternate.
Salah satu sumber internal menyebut ada dugaan kompromi kepentingan. Sejumlah anggota DPRD yang sebelumnya kritis, kini mulai diam.
“Ini bukan soal fasilitas semata, tetapi sudah menjurus pada kompromi kepentingan. Banyak kebijakan Pemkot yang seharusnya dikritisi DPRD, tapi justru tenggelam tanpa suara,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (28/7).
Selain pengadaan iPad, juga ada pengadaan baju dinas bagi 30 anggota wakil rakyat yang nilainya mencapai Rp 500 juta lebih. Timbul pertanyaan, siapa yang mengerjakan proyek ratusan juta itu.
Pengadaan fasilitas ini menuai sorotan tajam dari praktisi. Pasalnya, tengah efisiensi dan kondisi keuangan daerah yang banyak menyisakan persoalan, seperti belum tuntasnya proyek infrastruktur, banyak utang bawaan dari 2024 yang belum diselesaikan, utang BPJS, serta rendahnya serapan anggaran di beberapa OPD.
Iskandar Joisangaji meminta aparat penegak hukum mengusut dugaan keterlibatan oknum DPRD dalam proyek ini.
“Kalau benar ada dugaan pengadaan ini dijadikan alat untuk membungkam kritik terhadap kebijakan Pemkot, maka ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat. DPRD itu wakil rakyat, bukan alat kekuasaan,” tegas Iskandar.
Iskandar meminta agar pimpinan DPRD Kota Ternate maupun Pemkot terbuka soal pengadaan kedua proyek tersebut. (ask)
Tinggalkan Balasan