Oleh: Dr Muammil Sun’an 

Akademisi Universitas Khairun 

______________

DALAM kehidupan masyarakat, pelayanan publik memiliki peran yang sangat vital guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan pembangunan. Upaya menciptakan pelayanan publik yang optimal sangat bergantung pada organisasi (institusi) publik dan sistem administrasi publik. Organisasi publik berperan penting dalam menjamin ketersediaan dan pemerataan pelayanan publik yang berkualitas bagi seluruh masyarakat. Tujuan utama organisasi publik adalah melayani kepentingan publik dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Berjalannya organisasi publik secara efektif dan pelayanan publik yang optimal tentunya sangat tergantung pada individu-individu manusia yang menjalankan organisasi publik dan menyediakan pelayanan publik. Individu-individu manusia yang menjalankan organisasi publik memiliki karakter dan perilaku yang berbeda. Perilaku individu-individu manusia yang cenderung HOMOECONOMICUS, yakni individu yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan kepuasan dirinya, nantinya menjadi virus dalam organisasi publik sehingga berdampak pada pelayanan publik.

Kehidupan birokrasi dalam sebuah organisasi publik untuk mencapai suatu tujuan bersama sangat bergantung pada individu-individu manusia yang menjalankan atau menggerakkan mesin birokrasi atau pelayanan administrasi publik. Individu-individu manusia yang menjalankan sistem administrasi publik menjadi penentu bagi perkembangan organisasi (institusi) publik. Perilaku individu manusia sebagai homo economicus atau individu yang rasional, yang mana pilihan keputusan tentunya bisa memberikan manfaat yang terbesar bagi kepentingan dirinya. Hal tersebut disebabkan tujuan utama homo economicus adalah memaksimalkan kepentingan pribadi. Mereka tidak terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal seperti emosi, norma sosial, atau altruisme, kecuali jika hal-hal tersebut secara langsung berkontribusi pada kepentingan pribadi mereka.

Dalam sebuah organisasi (institusi) publik yang sistem administrasi publik dijalankan oleh sebagian besar masyarakat nekrofilia, yakni individu-individu manusia yang haus akan kekuasaan dan kekayaan dengan menggunakan sumberdaya yang ada untuk kepentingan pribadi. Nekrofilia, menurut Erich Fromm adalah ketertarikan untuk mencintai hal-hal yang berbau anti kehidupan dan kemanusiaan. Dalam konteks organisasi publik, nekrofilia hadir dalam sikap dan perilaku yang menentang hakikat kehidupan individu-individu manusia sebagai pelayan publik. Organisasi (institusi) publik yang dikuasai oleh masyarakat nekrofilia di mana mengabdikan diri pada hal-hal yang justru merugikan dan membunuh kehidupan atau perkembangan organisasi (institusi) publik.

Masyarakat Nekrofilia dengan perilaku homo economicus banyak terdapat dalam organisasi (institusi) publik. Perilaku HOMOECONOMICUS dalam ilmu ekonomi yang menggambarkan individu yang selalu bertindak rasional dan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi mereka. Bagaimana jadinya jikalau masyarakat nekrofilia yang HOMOECONOMICUS dalam menjalankan sebuah organisasi (institusi) publik, yang tujuannya untuk kepentingan pribadi bukan untuk perkembangan organisasi (institusi) publik.

Masyarakat nekrofilia yang mementingkan kepentingan pribadi untuk kepuasan dirinya tentunya hanya akan merusak dan mematikan sistem pelayanan administrasi publik. Perilaku HOMOECONOMICUS dari individu-individu manusia dalam organisasi (institusi) publik, melahirkan masyarakat nekrofilia tentunya membuat organisasi (institusi) publik mengidap penyakit kronis sehingga menghambat perkembangan organisasi (institusi) publik. Perilaku HOMOECONOMICUS yang menghamba pada kepuasan dirinya dan nafsu kekuasaan akan mengarahkan organisasi (institusi) publik untuk kepentingan pribadi. Perilaku HOMOECONOMICUS merupakan sebuah virus berbahaya yang menjangkiti organisasi (institusi) publik dan melahirkan masyarakat nekrofilia sehingga hanya akan merusak sistem administrasi publik. (*)