Tivanusantara – Cuaca ekstrem di Maluku Utara beberapa hari terakhir ini memang patut diwaspadai. Pemerintah daerah atau pihak terkait lainnya setidaknya mengeluarkan imbauan ke masyarakat supaya belum melaut atau jangan ke lokasi yang rawan banjir, seperti dekat sungai. Bagaimana tidak, cuaca ekstrem belakangan ini bukan hanya menyebabnya gelombang tinggi di laut, tapi juga menimbulkan banjir di sejumlah titik akibat tingginya curah hujan.
Di Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, seorang nelayan bernama Robert (33 tahun) dilaporkan hilang kontak setelah beberapa saat melalui menggunakan longboat. Hilangnya Robert itu pertama disampaikan pemilik longboat Yusuf Salampessy kepada Kantor Basarnas Ternate pada Minggu (23/3).
Menurut Yusuf kepada petugas Basarnas, pada Sabtu (22/3) sekira pukul pukul 15.00 WIT, Robert menggunakan longboat berlayar dari Ternate menuju perairan Jailolo untuk memancing ikan. Kemudian pukul 16.45 WIT, Yusuf mendapat informasi dari korban bahwa longboat mengalami mati mesin di Perairan Jailolo. “Pemilik longboat, unsur TNI/Polri dan masyarakat setempat serta keluarga korban telah melakukan pencarian awal. Namun hingga saat ini korban belum juga ditemukan, pihak keluarga melaporkan kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate guna bantuan SAR,” ucap Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani.
Setelah menerima informasi tersebut, pukul 02.25 WIT, Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate berkoordinasi dengan Potensi SAR setempat guna bantuan informasi dan unsur. Selanjutnya, Tim SAR Gabungan melakukan pencarian di sekitar perairan Jailolo dengan menggunakan longboat masyarakat, speedboat KUPP Jailolo dan speedboat BPBD Halbar.
Unsur yang terlibat dalam pencarian tersebut di antaranya Kantor SAR Ternate, Koramil 1501-03/Jailolo, Koramil 1501-04/Sahu, BPBD Halbar, KUPP Jailolo, masyarakat setempat dan keluarga korban.
Warga Lainnya Terjebak Banjir
Sementara itu, di Desa Sayoang dan Desa Bori, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, terjadi banjir akibat hujan deras. Akibat dari banjir parah ini, sedikitnya 29 warga terjebak saat pulang dari kebun. Beruntungnya, 29 warga ini berhasil diselamatkan dalam keadaan selamat oleh Tim SAR Gabungan TNI/Polri dan BPBD bersama dengan masyarakat setempat.
Informasinya, warga ini awalnya pergi ke kebun. Namun saat pulang, mereka terjebak banjir akibat hujan deras yang terjadi pada Sabtu (22/3). Salah satu warga, Erik, lalu menelpon keluarganya bahwa tidak bisa pulang ke rumah dikarenakan terjebak banjir di sekitar jembatan penghubung antara Desa Sayoang dengan Desa Bori. Sehingga dia dan anak beserta istrinya naik ke pohon dan berlindung. Selanjutnya keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Unit Siaga SAR Halmahera Selatan dan meminta bantuan evakuasi.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, Iwan Ramdani, mengatakan sekitar pukul 20.00 WIT malam tadi, Tim Rescue Unit Siaga SAR Halsel bergerak menuju LLK menggunakan Truck Personil dan membawa perahu karet serta peralatan untuk melakukan evakuasi korban.
Setelah Tim Rescue tiba di perbatasan antara Desa Sayoang dan Desa Bori, diperoleh informasi bahwa ada 19 masyarakat lagi yang terjebak di jalur menuju lokasi kejadian. Sehingga Tim SAR Gabungan lebih dahulu melaksanakan upaya evakuasi terhadap 19 orang itu ke tempat yang lebih aman.
Setelah mengevakuasi 19 warga ini, tim melanjutkan perjalanan menuju titik selanjutnya untuk melakukan pencarian terhadap empat orang korban lainnya. Pada pukul 00.20 WIT, Tim SAR Gabungan berhasil tiba di lokasi dan melaksanakan upaya evakuasi terhadap korban, namun sedikit terhambat karena hujan lebat dan debit air yang semakin tinggi.
Setelah melakukan pencarian, ternyata ada 6 orang lainnya yang juga terjebak banjir. Para korban kemudian dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Dari 29 warga yang dievakuasi, tiga di-antaranya 3 mengalami gejala Hypotermia. Ketiga warga ini lalu di bawa ke Puskesmas Babang untuk penanganan lebih lanjut.(fan)
Tinggalkan Balasan