Tivanusantara – Dugaan masalah dua megaproyek di Kabupaten Halmahera Selatan, terus diperbincangkan. Dua megaproyek yang dimaksud adalah pembangunan masjid raya yang sudah dianggarkan ratusan miliar dan pembangunan sekolah ala Rusia yang dianggarkan Rp 34 miliar lebih. Bahkan pengunjung di sejumlah warung kopi di Kota Labuha lebih tertarik membincangkan dugaan masalah tersebut.

Warga di Labuha lebih tertarik membahas dua proyek tersebut karena mereka mendapat informasi sebagian anggarannya diduga mengalir ke salah satu kandidat saat pilkada Halmahera Selatan 2024. Lebih spesifik warga menyebut kalau sebagian uang yang mengalir ke pilkada itu diambil dari dana Rp 10 miliar yang diploting ke dua proyek tersebut. Publik Halmahera Selatan juga tahu kalau ada rekanan yang dipaksa untuk menyetorkan Rp 300 juta ke salah satu kandidat jika ia memenangkan tender proyek masjid raya yang nilainya sebesar Rp 10 miliar lebih.

Sekarang, publik berharap penegak hukum punya nyali untuk mengusut dugaan penyalahgunaan anggaran di dua megaproyek tersebut. Pintu masuknya, DPRD Halmahera Selatan diharapkan kompak untuk membuat rekomendasi ke penegak hukum supaya dua proyek tersebut diproses hukum. Jika tidak, maka tidak ada efek jera dan pelakunya kemungkinan akan melakukan hal yang sama pada kemudian hari.

“Saya tantang DPRD untuk buat rekomendasi ke aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan. Apalagi proyek sekolah unggulan itu kan sudah ada hasil auditnya. DPRD juga harus bertanggungjawab. Kan DPRD juga yang mengesahkan anggaran proyek itu dan kemudian dilanjutkan pada tahun 2024. DPRD jangan hanya sebatas bicara, tapi harus punya langkah yang jelas dan pasti supaya ada efek jera. Paling tidak masalah ini sampai ke proses hukum,” ujar praktisi hukum Halmahera Selatan, La Jamra H. Zakaria.

Menurutnya, karena dua proyek tersebut diduga bermasalah, termasuk proyek pembangunan sekolah unggulan ala Rusia yang sudah ada hasil auditnya, maka setidaknya ditahan dulu penambahan anggarannya, baik itu pada APBD perubahan 2025 dan induk 2026.

Wakil rakyat Halmahera Selatan beberapa waktu lalu pernah meninjau lokasi proyek pembangunan sekolah unggulan ala Rusia. DPRD juga mengingatkan Kepala Dinas Pendidikan supaya proyek itu cepat dituntaskan. “Kami tidak yakin tuntas bulan ini Karena kita bisa lihat ini masih banyak bangunan pekerjaannya belum kelar semua, bagaimana mungkin bisa selesai waktu dekat,”tutur Ketua Komisi I DPRD Halmahera Selatan, Munawir Bahar ketika berdialog dengan salah satu pengawas teknis di lokasi proyek.

Anggota Komisi I DPRD, Junaidi Abusama juga ikut menyayangkan sikap rekanan dan Pemkab Halmahera Selatan tidak begitu peka sehingga proyek tersebut lambat tuntas. Saat wakil turun ke lokasi proyek, rekanan dan Dinas Pendidikan mengaku akan segera menyelesaikan bangunan sekolah unggulan itu. Rekanan berjanji di depan anggota DPRD akan menambah personel pekerja sehingga bisa cepat penyelesaiannya. Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan, Siti Khodijah berjanji akan berkoordinasi dengan BPKP Maluku Utara untuk membahas perpanjangan waktu kerja. (rul/kep)