Tivanusantara – Pernyataan Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassan Kasuba, yang berkonotasi bahwa ia akan lebih mengutamakan kelompoknya, telah mendapat reaksi keras dari publik. Banyak pihak geleng-geleng kepala setelah menyaksikan pernyataan Bassam yang sudah menyebar luas. Bahkan ada juga yang tidak yakin kepemimpinan Bassam-Helmi akan membawa dampak baik selama lima tahun ke depan.
Dosen Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), M Nofrizal Amir menuturkan, pernyataan Bupati Bassam itu sebagai sebuah paradoks dengan cita-cita pembangunan di Halmahera Selatan. Padahal harapannya, realitas saat pilkada yang membentuk polarisasi, tidak lagi berlaku pasca dilantik.
“Namun pernyataan bupati saat berbicara dalam acara ramah tamah, menegaskan ada garis demarkasi yang sengaja dirancang untuk membatasi masyarakat dalam mengakses pembangunan di Halmahera Selatan,” ujar Nofrizal kepada Nuansa Media Grup, Sabtu (21/2).
Menurut dia, bupati mestinya memposisikan pemerintah daerah di bawah kepemimpinannya sebagai institusi inklusif yang memberikan kesempatan dan hak yang sama kepada seluruh warga untuk mengakses pembangunan di Halmahera Selatan. Bukan malah menggambarkan pemerintahannya berwajah diskriminatif dan kolutif. Selain itu, pernyataan bupati demikian akan berdampak panjang dan berbahaya dalam aspek kebijakan.
“Artinya, pemikiran bupati yang diskriminatif dan kolutif tersebut akan melahirkan kebijakan bias kognitif, sebuah banalitas yang akan menjadi endemi di tubuh pemerintahannya sendiri,” tegasnya.
Dosen Ilmu Komunikasi UMMU ini menjelaskan, dampak berikutnya adalah budaya patron-klien yang seringkali menjadi landasan bagi tumbuh-kembangnya dinasti politik berpotensi terpelihara. Hal ini merupakan sebuah fenomena yang tidak hanya terjadi dalam masyarakat feodal, tetapi juga dalam masyarakat demokratis namun bercorak transaksional.
“Teman dan tim yang disebut bupati, dikhawatirkan akan dikapitalisasi sebagai modal yang dapat menjadi instrumen penting untuk memperoleh, menambah, memperbanyak dan mempertahankan kekuasaan,” ujarnya.
Sehingga itu, pentingnya bupati mendefinisikan pemerintahannya yang baru dan pemerintahan lama melalui satu sifat pembeda, yakni keadilan bagi semua warga Halmahera Selatan. “Sebagaimana visi mewujudkan senyum Halmahera Selatan yang adil, maju dan berkelanjutan berbasis agromaritim dalam bingkai Saruma penuh berkah,” tuturnya.
Sementara itu, DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Halmahera Selatan, ikut berkomentar mengenai statemen bupati dalam sebuah video yang viral media sosial itu. Bassam dengan terang-terangan mengatakan akan mengutamakan kepentingan tim, teman dan kelompoknya, termaksud dalam rotasi jabatan di lingkup pemerintahan.
“Sebenarnya tidak salah kalau yang diprioritaskan adalah ‘kue-kue’ perjuangan politik kemarin. Namun jika pernyataan itu juga berlaku pada pengisian jabatan birokrasi, maka akan berdampak buruk bagi tatanan pemerintahan,” ujar Sekretaris DPC GAMKI Halsel, Sefnat Tagaku.
Ia menegaskan, yang harus mengisi jabatan strategis di lingkup pemerintahan harus orang yang benar-benar berkompeten sesuai bidangnya. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin bisa merusak wajah birokrasi di Halsel. Dan tentu akan berdampak buruk bagi kepentingan masyarakat.
“Karena itu, bupati Bassam harus lebih dewasa dalam mengelola perbedaan politik. Karena lawan politik pasti akan sadar posisinya. Namun tidak dengan hal-hal prinsip yang berkaitan dengan kepentingan kemaslahatan masyarakat di Bumi Saruma ini,” tegas Sefnat.
Pria kelahiran Gane Timur itu mengaku, masih banyak PR yang harus diselesaikan Pemkab Halmahera Selatan. Seperti persoalan infrastruktur jalan, air bersih, jembatan, pendidikan, kesehatan, ekonomi. Karena itu, pihaknya akan terus mengawal perjalanan roda pemerintahan di Halsel. Termasuk mendorong pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan beberapa dugaan kasus korupsi di Halsel.
“Sebagai organisasi kepemudaan, kami pasti akan selalu siap menjadi mitra kritisnya pemerintah untuk terus mengawal berbagai program dan kebijakan pemerintah. Kami juga dalam waktu dekat akan melayangkan surat terbuka kepada KPK untuk terlibat menuntaskan beberapa dugaan kasus korupsi di Halsel,” tegasnya.
“Sementara ini kami masih dalam komunikasi dengan DPP GAMKI untuk memfasilitasi silahturahmi dengan KPK, sekaligus mengadukan beberapa masalah dugaan korupsi di Halsel, seperti BPRS dan masjid raya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Bassam mengatakan, kompetisi pilkada Halmahera Selatan telah selesai dan pemenangnya sudah dilantik. Sehingga itu, ia mengajak masyarakat untuk meninggalkan dinamika pilkada yang sudah berlalu itu.
“Mari kita tinggalkan dinamika-dinamika yang sudah terjadi sebelumnya, sudah lewat. Mari kitorang bergandengan tangan bersama-sama bangun Negeri Saruma yang kita cintai ini,” ucap Bassam.
Meski demikian, ia mengatakan dalam dinamika politik, setiap pemenang adalah mereka yang punya tim sukses dan kelompok tertentu. Sehingga dalam kepentingan, yang harus dimengerti adalah tim suksesnya, dan layak diprioritaskan. Termasuk dalam konteks rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Pemkab Halsel.
Bassam berharap masyarakat Halsel lebih mengerti dan memahami dirinya, karena ia juga punya tim sukses dan kelompok. “Tapi sebagaimana dinamika politik, di kesempatan ini juga saya berharap bapak dan ibu, kitorang saling baku mengerti dan baku paham, karena mohon maaf tim saya juga ada, teman-teman saya juga ada,” kata Bassam disambar dengan tawa hadirin yang hadir dalam acara tersebut.
Tak hanya itu, Bassam juga meminta agar masyarakat Halsel memberikan kesempatan kepada dirinya bersama tim dan teman-teman untuk menikmati kepemimpinannya selama lima tahun ke depan.
“Jadi kase kesempatan kitorang nikmati kemenangan ini dulu. Bukan berarti saya mengesampingkan yang lain, tapi sebagaimana haknya saya harus perhatikan saya pe tim dulu, setelah itu baru nanti kitorang baku atur. Betul ka tarada?” ujar Bassam sembari bertanya kepada timnya.
“Karena bagi saya, jika tidak seperti ini rasanya tidak tepat. Jadi mari kitorang baku bawa baik-baik, kitorang baku mengerti, yang sama-sama dengan saya di pilkada mari torang sama-sama. Yang belum sama-sama dengan saya, ya ngoni baku iko dari belakang saja,” katanya. (rul/adi)
Tinggalkan Balasan