Tivanusantara – Sejumlah korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, belum ditemukan. Berdasarkan informasi yang dihimpun Nuansa Media Grup (NMG) di lapangan, sedikitnya enam warga yang dilaporkan belum ditemukan. Proses pencarian korban hilang pada hari pertama dihentikan sementara pada pukul 18.00 WIT.
Pemerintah menurunkan kekuatan penuh dalam proses pencarian tersebut. Tim yang tergabung itu terdiri dari aparat gabungan TNI/Polri, Basarnas dan Pemerintah Kota Ternate serta stakeholder lainnya. Pencarian akan dilanjutkan pada Senin (26/8).
Total 14 korban meninggal sudah ditemukan. Untuk korban luka-luka berjumlah dua orang. Meski demikian, data ini belum valid. Data BNPB menyebutkan 13 orang meninggal sudah ditemukan dan satu korban jiwa lainnya ditemukan menjelang dihentikannya sementara pencairan korban. Sehingga total korban meninggal 14 orang.
Sementara data yang dikantongi tim posko tanggap darurat yang dibentuk Pemerintah Kota Ternate berjumlah 11 orang. “Tercatat jumlahnya 11 orang. Ini teridentifikasi di Biddokes Polda Maluku Utara, sudah termasuk empat korban meninggal yang diambil langsung oleh keluarga. Jadi data sementara total korban jiwa 11 orang,” jelas Ketua Posko Tanggap Darurat, Rizal Marsaoly, dalam konferensi pers di lokasi kejadian, sore tadi.
Menurut Rizal, dari 11 korban jiwa ini empat diantaranya berjenis kelamin perempuan. Sementara sisanya laki-laki. “Ada korban yang berusia 10 tahun, namanya Raika. Kelas V SD,” tuturnya. Rizal mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat, saat ini sebagian korban jiwa belum ditemukan. Sehingga itu, pihaknya bakal melanjutkan pencarian besok. “Ini laporan yang masuk terakhir tadi ada delapan korban jiwa, atau keluarganya belum ditemukan sampai sore ini kita tutup pencairan,” tandasnya.
Sementara Itu
Sementara itu, Pemerintah menurunkan sedikitnya lima ekskavator, tiga milik Dinas PUPR Ternate, dua dari Balai Wilayah Sungai Maluku Utara dan satu dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku Utara.
Terpantau alat berat yang diturunkan itu sementara ini menggali timbunan lumpur akibat banjir bandang. Sementara itu, Pemkot Ternate mendirikan dua posko tanggap darurat, yakni di SDN 66 Kota Ternate, dan SMK Negeri 4 yang terletak di Kelurahan Kastela. Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly yang bertindak sebagai koordinator posko tanggap darurat.
Menurut Rizal, posko yang didirikan itu untuk mengatur jalur evakuasi dan memperlancar proses pencarian korban. Proses pencarian korban akan terus dilakukan, karena kemungkinan masih ada korban yang tertimbun lumpur.
Himbauan
Intensitas hujan di Kota Ternate diperkirakan masih tinggi hingga beberapa hari ke depan, sehingga warga diimbau tetap waspada dengan terjadinya peristiwa seperti banjir dan longsor. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi banjir akan terjadi lagi jika hujan terus mengguyur Kota Ternate.
Banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Minggu (25/8) dinihari, menyebabkan sejumlah orang meninggal, petugas telah menemukan 13 orang warga yang dalam keadaan meninggal.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengakui bahwa banjir bandang akibat dari hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Ternate, Minggu (25/8) pukul 03.30 WIT. (tim/fan)
Tinggalkan Balasan